Harga Tembaga Turun saat Prospek Permintaan yang Redup
Harga tembaga terperosok, Kamis, di tengah kekhawatiran atas melemahnya prospek permintaan setelah data perumahan Amerika Serikat yang suram menunjukkan perlambatan ekonomi.
Angka housing starts Amerika pada periode Juni jatuh ke level terendah sejak September 2021 di tengah inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, ketika lonjakan suku bunga hipotek mengurangi keterjangkauan.Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 1,1% menjadi USD7.296,50 per ton pada pukul 14.10 WIB, demikian laporan Reuters, di Beijing, Kamis (21/7).
Sementara kontrak tembaga Agustus yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai commodities exchange ditutup melemah 0,3% menjadi 56.180 yuan (USD8.310,16) per ton.
Tembaga sering digunakan sebagai ukuran kesehatan ekonomi global.
Di antara logam dasar lainnya, seng LME melorot 1,2% menjadi USD2.972 per ton dan timbal turun 0,3% menjadi USD2.026 per ton.
Lemahnya permintaan di China, konsumen logam terbesar di dunia, juga membebani harga. Pembatasan ketat Covid-19 di negara itu memukul kepercayaan pasar tentang pemulihan cepat dalam permintaan logam.
"Pasar logam sebagian besar dipengaruhi oleh ekonomi makro, dengan kekhawatiran resesi global terus memicu sentimen bearish," kata He Tianyu, analis CRU Group.
Perdana Menteri China, Li Keqiang, Selasa, mengatakan pemulihan ekonomi China dari serangan pelemahan baru-baru ini belum begitu meyakinkan dan upaya "sungguh-sungguh" diperlukan untuk menstabilkan kinerja ekonomi secara keseluruhan, menurut media pemerintah.
Nikel ShFE melonjak 3% menjadi 159.650 yuan per ton, timbal melesat 1,23% menjadi 15.245 yuan per ton dan timah melejit 2,71% menjadi 193.560 yuan per ton.

Posting Komentar untuk "Harga Tembaga Turun saat Prospek Permintaan yang Redup"
Posting Komentar