Wow! Gelar IPO, emiten naik sebanyak 34%

PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk resmi masuk pasar modal hari ini sebagai emiten baru ke-28 tahun ini. Perusahaan memperoleh simbol ticker KRYA.

Dalam penawaran umum perdana (IPO), perusahaan menerbitkan 325 juta saham atau setara 20% dari modal disetor, dengan harga Rp125 per saham. Perusahaan telah menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin emisi dan penjamin emisi untuk menerbitkan efek tersebut.

Selain itu, perseroan menerbitkan 1,625 juta saham atau Employee Stock Allocation (ESA) sebesar 0,5%, atau 0,5% dari total saham yang dikeluarkan dalam IPO, sebagai ucapan terima kasih atas produktivitas dan motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja.

Kemudian, bersamaan dengan IPO, perseroan juga menerbitkan waran Seri I sebanyak 162,5 juta lembar atau 12,5% sebagai insentif gratis kepada pemegang saham yang namanya tercantum dalam daftar pemegang saham. saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang dua saham yang ditawarkan berhak atas satu waran Seri I.

Pada Senin, 25 Juli 2022, saham KRYA melonjak saat penawaran umum perdana, sebagaimana dipantau oleh Medcom.id. Saham KRYA dibuka pada Rp 125 per saham sebelum melonjak 34,4% ke level Rp 168 per saham pada awal perdagangan. Hingga pukul 09.58 WIB, saham KRYA telah diperdagangkan sebanyak 45.135 kali dengan total volume 543,56 juta lembar saham. Dengan demikian, dana langsung yang diperoleh sementara sebesar Rp72,86 juta.

“Kami percaya dan percaya bahwa bisnis jasa konstruksi adalah ikatan yang melekat dan bagaimana menjaga hubungan yang baik merupakan faktor positif yang membantu membangun brand positioning kami dengan klien kami, sehingga kami telah mencapai laba bersih yang membanggakan bahkan selama pandemi, kata Direktur Utama perusahaan Bangun Karya Perkasa Jaya Dharmo Budiono, berbicara di bursa saham Indonesia langkah tersebut menjadi pendorong kinerja dan memperkenalkan brand positioning perusahaan.

Dharmo merinci, melalui IPO, perseroan akan mendapatkan pendanaan baru sebesar Rp 40,62 miliar. Seluruh dana yang diperoleh digunakan untuk modal kerja, dimana 45,1% digunakan untuk membangun gudang digital anak perusahaan, dan sisanya 54,1% digunakan untuk menyediakan biaya bahan baku, biaya pembelian peralatan kerja, dan pemeliharaan. biaya mesin dan peralatan pendukungnya.